Mulai dari Karyawan, Semua Orang Bisa Jadi Entrepreneur




Ternyata, cari kerja itu susah, buka usaha aja kali yaa?
Sempet punya pikiran gitu? Tapi ragu? Tapi bingung mau usaha apa? Tapi gak punya modal?
Kali ini aku mau coba membagi pengalamanku ketemu orang-orang baik, yang berhasil meyakinkan aku bahwa ternyata jadi entrepreneur itu keren. Jauh lebih istimewa daripada kerja di perusahaan besar, tapi cuma jadi karyawan.
Hari ini aku dateng ke EXPO UKM ISTIMEWA 2019 yang diselenggarakan oleh Dinas Koperasi UKM Daerah Istimewa Yogyakarta dan  PLUT-KUMKM di Yogyakarta. Dari sekian banyak peserta pameran, aku menemukan dua perempuan hebat yang bersedia membagikan kisah inspiratif mereka dibalik usahanya yang luarbiasa.


Perempuan hebat yang pertama adalah Ibu Aimonica, beliau memiliki usaha batik yang diberi nama Batik Kampung. Produk dari Batik Kampung ini pertama kali menarik perhatianku karena motif batik ecoprint-nya yang sangat cantik. Pengguanaan warna dari bahan alami dalam produksi batiknya menjadi salah satu daya tarik utama produk batik ini. Ibu Ai juga membagikan kisah yang sangat inspiratif, bahwa ternyata dibalik usahanya ini tersimpan sebuah misi untuk menyelamatkan bumi. Beliau menjelaskan bahwa penggunaan bahan baku produksinya adalah bahan-bahan ramah lingkungan, bahkan untuk packaging-nya beliau sama sekali tidak mau menggunakan plastik.
Cerita menarik tentang plastik dan bumi, pertama kali Batik Kampung mengirimkan produknya ke luar negeri justru mendapat komplain dari konsumen. Bukan dari kualitas produk yang tidak sesuai atau tidak layak, justru komplain datang karena packaging yang kala itu masih menggunakan plastik. Pada pemesanan berikutnya, Ibu Ai yang terinspirasi dari penjual martabak akhirnya memilih kertas merang sebagai pengganti plastik. Hingga hari ini seluruh packaging produk Batik Kampung berhasil bebas dari plastik.

Jika beberapa orang bingung memulai usaha karena keterbatasan modal, cerita inspiratif dari Beliau mungkin bisa mengubah mindset kita tentang modal. Bagi beliau modal terbesar bukanlah uang, tapi partner usaha yang punya misi yang sama dengan kita. Usaha Batik Kampung ini ternyata diawali dengan modal yang sangat terbatas, hanya Rp. 50.000,- saja. Beliau menggandeng delapan orang temannya untuk memulai sebuah usaha, dengan modal masing-masing Rp. 50.000,- per-orang, terkumpul modal pertama usaha mereka sebesar Rp. 450.000,-. Modal yang seadanya ini ternyata mampu mengantarkan usaha mereka hingga hari ini, dimana produk dari Batik Kampung sudah dipasarkan ke pasar internasional.
Ibu Aimonica dan teman-temannya juga membuka pelatihan proses pembuatan batik dengan ecoprint di rumah produksinya, jika kalian tertarik belajar tentang bagaimana proses percetakan kain dengan ecoprint maka kalian bisa langsung menghubungi Batik Kampung pada nomor telfon ini – 0897 7437 7392 atau datang langsung ke Kampung Ngadiwinatan NG 1/1241, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Perempuan hebat yang kedua adalah Ibu Murti, beliau memiliki usaha di bidang handycrafts, memproduksi berbagai jenis tas dan dompet untuk souvenir pernikahan dan acara besar lainnya. Produk dari Murti Souvenir ini langsung bisa menarik perhatianku karena kualitasnya yang bagus dan harganya yang sangat murah. Dua kombinasi sempurna ini yang selalu dicari oleh konsumen. Biasanya, salah satu dari dua hal ini akan ada yang lebih unggul, jika kualitasnya tinggi, harganya pasti tidak murah. Dan jika mencari harga yang murah, kualitas akan jadi nomor dua. Nah kali ini aku tertarik pada model aksesoris perempuan berupa tas dan dompet berbahan kulit sintetis dengan harga yang sangat murah dibandingkan produk-produk sejenis yang pernah aku temui diluar.

Hanya dengan Rp. 10.000,- aku bisa membawa pulang dompet wanita dengan kualitas bahan yang sangat bagus untuk kisaran harga tersebut. Selain bahan baku yang bagus, hasil jahitannya juga sangat rapi.
Sedikit kisah dari Ibu Murti yang sudah masuk kategori sukses dalam merintis bisnis handycrafts ini, beliau adalah ibu rumah tangga yang menolak menganggur. Tanpa melalaikan tugas utamanya sebagai seorang Istri dan Ibu, beliau merintis usaha sampingan dirumah. Berkat ketekunannya beliau bisa mendapatkan keuntungan yang tidak lagi sedikit setiap bulannya, bisa membantu memberi pemasukan pada keluarganya hingga berhasil memberikan fasilitas pendidikan yang layak untuk 3 orang anaknya hingga S1, dan sekarang Murti Souvenir juga sudah mampu mempekerjakan 6 orang karyawan.
Sesuai dengan salah satu tugas kita di dunia ini yaitu belajar, Ibu Murti terus mencoba inovasi-inovasi baru dalam usahanya. Salah satunya adalah mencari model packaging yang menarik untuk souvenir yang beliau jual, hasilnya ternyata cukup mampu meningkatkan jumlah penjualan produknya. Selain itu Ibu Mulyani juga sedang belajar pemasaran produk dengan memanfaatkan media internet. Berbagai sosial media dipelajarinya demi perluasan pasar produk-produk beliau.

Daaaaan, ternyata produk souvenir Ibu Murti juga sudah pernah dipesan untuk souvenir nikah anak dari Bapak Jokowi lhoo.. Murti Souvenir ini juga pernah mendapatkan pesanan dari Italy karena pemilihan bahan dan pengerjaannya yang rapi. Ini membuktikan bahwa harga yang murah dan kualitas yang baik bisa menjadi daya tarik tersendiri pada usaha Ibu Murti. jika ingin berkunjung atau info terkait pemesanan, kalian bisa hubungi Ibu Murti pada nomor 0895-3632-99439 atau berkunjung langsung ke alamat Rumah Produksi Murti Souvenir .
Daripada mencari kerja, rasanya lebih baik saya menciptakan lapangan kerja sendiri untuk orang-orang sekitar saya, karena saya lihat masih banyak yang membutuhkan pekerjaan di Desa” – Ibu Murti.
Satu kesimpulan yang kemudian membuatku berfikir, seorang entrepreneur akan membuka pintu rezekinya sendiri, sekaligus berusaha membukakan pintu rezeki oranglain. Dan ini adalah sesuatu yang baik. Kita perlu menggarisbawahi bahwa Allah tidak mungkin menghalangi hambanya yang ingin berbuat baik. Jadi kesimpulannya, Allah tidak mungkin tidak membantu melancarkan usaha kita jika niat kita baik. Sesuai salah satu kutipan dari buku I’am a Muslim Entrepreneur karya Ahmad Rifai Rif’an,
‘Jika kita memikirkan oranglain, Tuhan akan memikirkan kita.
Tapi jika kita memikirkan diri sendiri, yakinlah Tuhan akan memikirkan oranglain.’
-          Analoginya begini, kalau kita tanam padi, rumput akan tumbuh. Tapi kalau kita tanam rumput, jangan harap akan tumbuh padi. Jadi kesimpulannya, jika kita menolong oranglain, pertolongan Allah pasti datamg. -Pasti.
Cerita dari dua perempuan hebat diatas ternyata memperluas pandanganku terkait entrepreneur. Aku merangkumnya menjadi 3 point utama yang bisa kita pelajari dari seorang entrepreneur. Pertama, Seorang entrepreneur akan memiliki karakter yang terbentuk, memiliki kepribadian yang kuat, tangguh dan mandiri. Seseorang yang memilih untuk menjadi entrepreneur hanya akan menggantungkan nasibnya benar-benar hanya kepada Allah, bukan atasan atau pimpinan kerjanya.

Kedua, menjadi entrepreneur adalah pekerjaan yang mulia, menjadikan seseorang bermanfaat bagi banyak orang. Selain bermanfaat karena berhasil memberikan kesempatan kerja pada orang lain seperti Ibu Murti, seorang entrepreneur juga bisa menebar manfaat dari produk yang dihasilkan, seperti Ibu Aimonica dan teman-temannya yang berusaha mengurangi penggunaaan plastik dalam mengelola usahanya, atau mereka yang memiliki usaha dibidang healthy food, membantu banyak orang untuk hidup lebih sehat, menjauhkan banyak orang dari berbagai penyakit yang bisa disebabkan oleh pola makan yang tidak sehat. Kebermanfaatan yang berusaha mereka tebar dalam mencari rezeki sesuai dengan parameter sukses ala Rasulullah, yaitu Rahmatan lil alamin, bermanfaat bagi semesta.
Dalam buku I’am a Muslim Entrepreneur, ada kisah tentang Perang Badar, dimana 300 pasukan muslim berhasil mengalahkan 1000 pasukan musuh. Sebelum berperang, Rasulullah mengatakan sesuatu pada pasukan muslim ;
Kalian akan ditolong oleh Allah, diberi kemenangan dan rezeki. Tapi perlu kalian sadari sejak awal bahwa semua itu bukan karena kehebatan kalian, kecerdasan kalian, atau kepandaian kalian. Melainkan karena orang-orang lemah yang kalian perjuangkan.” 
Membantu dalam mengurangi kemiskinan dengan cara menyerap pengangguran menjadikan usaha yang dirintis menjadi ladang pahala, karena telah membantu menyelesaikan sumber masalah dari banyak orang yaitu tidak memiliki pendapatan. Sehingga predikat sukses yang didapatkan bukan hanya di dunia, tapi juga di akhirat. Ada satu kesempatan besar yang bisa kita raih, dengan menyadari bahwa hidup adalah sebuah pilihan, kita bisa memilih ; sukses sendirian atau sukses + menyukseskan oranglain. Dan jika kita menjadi entrepreneur maka secara sadar atau tidak kita telah memilih opsi yang kedua.
Terakhir, seorang entrepreneur dilatih untuk lebih pandai bersyukur dan bersabar, karena tidak ada yang bisa menjamin pemasukan yang mereka dapatkan akan berjumlah tetap. Tidak seperti karyawan perusahaaan yang setiap bulan akan mendapatkan gaji yang tetap dari atasannya. entrepreneur menggantungkan pendapatan sepenuhnya hanya kepada satu-satunya sumber rejeki di dunia ini, Allah.
Jadi gimana? Masih bercita-cita jadi karyawan di perusahaan besar? Atau berubah pikiran untuk jadi Entrepreneur aja?
Sebenarnya, tidak ada yang salah dalam menjadi karyawan, karena entrepreneur pun usahanya tidak akan berjalan tanpa bantuan karyawan. Jadi kalo hari ini kalian berstatus karyawan, baik perusahaan besar ataupun usaha kecil, jadilah karyawan yang terbaik, yang paling rajin, yang paling bekerja keras. 
 Tidak mungkin semua menjadi kapten, harus ada yang menjadi awak kapal.
Ada sesuatu bagi kita semua, ada pekerjaan besar, ada pula yang kecil.
Dan tugas pertama yang harus kita kerjakan adalah yang terdekat.
Kalo tidak mungkin menjadi jalan raya, maka jadilah jalan setapak. 
Bukan ukuran yang menentukan Anda menang atau kalah, 
Tetapi jadilah yang terbaik apapun perannya. - Iam a Muslim Entrepreneur.
Buku ini juga mengisahkan kisah John Grisham, Dia adalah seorang pengacara, setiap hari dia bangun jam 5 pagi untuk menyelesaikan novelnya. Novel keduanya The Firm menjadi novel Amerika terlaris pada tahun 1991, dan dia akhirnya berhenti menjadi pengacara kemudia melahirkan banyak buku besar yang dikenal dunia.

Dari kisah tersebut kita bisa mendapatkan pelajaran besar selagi kita masih menjadi karyawan, kita juga bisa menjadi self employe sekaligus. Kita hanya perlu menemukan apa yang bisa kita lakukan, orang-orang biasa menyebutnya passion. Temukan passion kalian, mintalah kekuatan kepada Allah untuk memberi kita kekuatan sesuai passion kita, supaya tidak hanya memberi kita materi berupa penghasilan lain, tapi juga supaya apa yang kita kerjakan bisa jadi manfaat bagi banyak orang. Rahmatan lil alamin.
Setelah itu yang menjadi penting adalah, kerjakeras dan memulainya. Iya, mulailah dari sekarang dengan terus bekerjakeras. Seperti kata Aa Gym, ada 3M yang harus kita lakukan, yaitu Mulailah dari diri sendiri, mulai dari yang kecil, dan mulailah sekarang juga.

Terakhir, terimakasih banyak sudah membaca. Ini salah satu ikltiarku menjadikan tangan ini Rahmatan lil alamin, dengan menulis tulisan yang semoga memberi manfaat bagi pembacanya. Bagi pembaca yang hari ini masih menjadi karyawan sepertiku, semoga bisa menjadi karyawan terbaik di posisinya. Bagi yang sedang merintis usaha dan bercita-cita menjadi entrepreneur, semoga Allah mudahkan langkahnya. Dan bagi siapapun yang sedang berusaha, jangan pernah berputus asa, rahmat Allah sangatlah luas, lakukanlah yang terbaik yang bisa kamu lakukan.

Selamat mencoba dan Barokallah!


Komentar

  1. Sangat menginspirasi mel,. Dan semoga menjadi penyemangat lagi bagi kita yang masih berjuang lagi mencari pekerjaan dan berpaling menjadi enterpreneur😂😂

    BalasHapus
    Balasan
    1. semangat terus cintaaaaa.. semoga Allah mudahkan jalannya yaaa..

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

5 Destinasi Wisata Malahayu yang Cocok untuk Liburan Keluarga

REVIEW & Energi Baik Buku NKCTHI